Kita belajar makna cinta dari seorang ibu yang menyusui anaknya dalam gendongan. Kedua belah tangannya sibuk menisik selimut sang bayi. Dalam dadanya tiada sesuatu selain ketulusan memberi atas nama cinta.
Kita belajar makna cinta dari seorang ayah yang membawa pulang sejumput padi dan setuang air setelah seharian berterik-terik di ladang. Dalam dadanya, tiada sesuatu selain kegembiraan memberi atas nama cinta.
Karena cinta bukan hanya sekadar pelukan hangat, belaian lembut, atau kata-kata penuh dayu. Bahkan cinta bukan hanya yang kita rasakan saat jatuh cinta.
Kita belajar apa itu cinta dari apa pun yang ada di muka bumi. Dari cahaya matahari. Dari sepasang merpati. Dari sorot mata anak-anak yang menanti pemberian. Dari sujud dan tengadah doa. Dari apa pun!
Pada semua kelahiran yang tersambut dengan cinta, hingga kematian yang terlarung dalam cinta, kita hanya belajar satu hal: cinta. Kehadiran kita dalam hidup ini, tiada lain selain mewujudkan cinta. Karena itu, tiada yang pantas kita lakukan selain atas nama cinta kita yang teragung: cinta buat Yang Maha Agung, Allah swt. Apa pun keputusan-Nya buat kita, cintalah yang mesti bicara.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar